Terbaru

Tuesday, August 3, 2021

Tuesday, August 03, 2021

Teknik Pembubutan Eksentrik - Pembubutan Eksentris dengan Menggunakan Cekam Empat

C. Pembubutan Eksentris dengan Menggunakan Cekam Empat

Rahang (Independent Chuck)

Perbedaan mendasar dari cekam rahang tiga dan cekam rahang empat selain dari jumlah chuck-nya adalah pergerakan rahang-rahangnya. Rahang dari chuck rahang tiga bergerak serentak, sedangkan rahang chuck rahang empat bergerak sendiri-sendiri/independen.

Cekam rahang empat digunakan saat Anda mengerjakan suatu pekerjaan dengan ketelitian yang tinggi terhadap sentrisitasnya. Cekam rahang empat tepat digunakan walaupun akan memerlukan waktu yang lebih lama. Selain itu, biasanya dipakai saat membubut eksentrik, membubut benda yang bentuknya tidak teratur, dan membubut benda yang bentuknya segi empat, delapan, dan sebagainya.

Proses awal pembubutan eksentrik dengan cekam rahang empat ini adalah pencekaman benda bekerja dengan center. Dalam menentukan posisi centernya, dibutuhkan alat bantu berupa dial indicator dan penggores yang disetting bersinggungan dengan permukaan luar benda kerja, lalu diposisikan tegak lurus terhadap benda kerja.

Penyettingan dilakukan dengan menggerakkan setiap rahang hingga tidak terjadi penyimpangan yang ditunjukkan oleh dial indicator saat cekam diputar. Jika dial indicator sudah tidak menunjukkan penyimpangan maka dapat dilakukan pembubutan muka dan pembubutan rata pada benda kerja.

Berikut ini dijelaskan urutan langkah pengerjaan cara membubut poros eksentrik sebagaimana ditunjukkan pada gambar. Secara umum langkah pengerjaan dibagi menjadi dua bagian, yakni persiapan dan pembuatan eksentrik.

Persiapan membubut eksentrik:

1. Persiapan cara membubut poros eksentrik.

2. Memakai alat pelindung diri (APD) sesuai ketentuan.

3. Persiapkan alat ukur dan peralatan pendukung lainnya.

4. Memasang benda kerja pada cekam rahang tiga.

5. Memasang pahat pada toolpost setinggi center.

6. Lakukan pembubutan muka dan rata pada sisi kiri sehingga mendapatkan ukuran Ø22 mm dan panjang 32 mm (30+2 mm).

7. Mengubah posisi pahat bubut sedemikian rupa agar dapat melakukan pembuatan chamfer sebesar 1x45O  pada ukuran Ø22 mm tersebut.

8. Membalik penjepitan benda kerja untuk melakukan pembubutan muka sampai diperoleh ukuran panjang total benda kerja sebesar 50 mm.

9. Melepaskan benda kerja yang sudah selesai dilakukan pembubutan awal.

10. Beri tanda permukaan benda kerja yang sebelah kanan untuk menentukan posisi titik pusat eksenstrisnya dengan cara menggoresnya menggunakan high gauge. Jarak eksentris yang ditentukan sebesar 5 mm.

Pengerjaan cara membubut poros eksentrik:

1. Mengganti cekam mesin bubut dengan cekam independent rahang empat.

2. Memasang benda kerja sedemikian rupa pada cekam independent rahang empat agar dapat mengerjakan sisi kanan dengan Ø10 sepanjang 20 mm. Gunakan senter putar kepala lepas untuk mengecek posisi apakah titik center eksentrisnya sudah segaris dengan center mesin bubut. Posisi masing-masing rahang diatur kembali sedemikian rupa agar tercapai jarak eksentris sebesar 5 mm.

3. Melakukan pembubutan rata untuk Ø10 sepanjang 20 mm.

4. Menggunakan putaran benda kerja yang lebih rendah dari hasil perhitungan rumus standarnya untuk alasan keselamatan. Tebal penyayatan diupayakan yang relatif tipis terlebih dahulu sampai pada saat kondisi pembubutan yang discontinue sudah tidak terjadi, putaran benda kerja dan tebal penyayatan dapat disesuaikan kembali dengan hasil perhitungan rumus standarnya. Lakukan penyayatan hingga dengan tercapai Ø10 sepanjang 20 mm.

5. Melakukan pembuatan chamfer 1x45O  pada ukuran Ø10 mm tersebut.

6. Lepaskan benda kerja dan melakukan prosedur kebersihan sesuai aturan.

Tuesday, August 03, 2021

Teknik Pembubutan Eksentrik - Pembubutan Eksentrik dengan Menggunakan Cekam Rahang Tiga (Universal Chuck)

 B.    Pembubutan Eksentrik dengan Menggunakan Cekam Rahang Tiga (Universal Chuck)

Cekam rahang tiga telah menjadi salah satu aksesoris yang paling mendasar mesin bubut, khususnya ketika ada pekerjaan produksi mengolah bahan berbentuk silinder. Menggunakan cekam rahang tiga tampaknya mejadi prosedur sederhana yang sudah umum. Namun, masih banyak tips dan usaha untuk merawat pencekam rahang tiga ini agar berfungsi optimal dalam membubut.

Jika suatu pekerjaan mengharuskan benda kerja dipasang dan dibongkar dengan jumlah waktu dan usaha yang singkat, maka chuck rahang tiga adalah pilihan yang terbaik. Chuck rahang tiga juga merupakan pilihan yang baik apabila terdapat jumlah pekerjaan besar untuk mesin bubut, operasi yang dilakukan tidak memerlukan tingkat presisi yang tinggi. Terdapat kelemahan tertentu dalam menggunakan chuck rahang tiga, yaitu chuck rahang tiga yang digunakan banyak menghasilkan keausan ada cekaman. Oleh karena itu, harus ada pemeliharaan yang dilakukan secara berkala. Ketiga rahang chuck dianggap atau diasumsikan berjalan sempurna konsentris, tetapi yang sering terjadi tidak selalu begitu. Potongan tatal masuk kedalam alur dari chuck dan e ulir spiral chip tatal ini sering menyebabkan gulir dan gigi bagian rahang untuk mengikat menjadi aus. Akhirnya bagian-bagian ini akan menjadi hilang dan menjadi kurang sempurna. Akibatnya, chuck tidak mencengkram benda kerja dengan sempurna bahkan bisa goyang dan tidak sentris.

Pembuatan benda kerja eksentrik dengan menggunakan cekam rahang tiga dilakukan pada benda kerja yang tidak dituntut hasil dengan ukuran yang presisi. Pembubutan eksentrik dengan menggunakan cekam rahang tiga dilakukan dengan cara menambahkan ganjal pada saat pencekaman.

Dalam modul mesin bubut ini, Anda akan mencoba membuat as eksentrik dengan cekam rahang tiga dari bahan besi yang berdiameter 30 mm dan pergeseran sumbu sebesar 5 mm. Berikut langkah-langkahnya.

1.     Penyiapan Bahan

Buatlah besi as dengan diameter jadi 30 mm

2.     Membuat Ganjalan

Agar menjadi eksentris saat dicekam dengan chuck rahang tiga, benda kerja akan kita ganjal menggunakan sebuah bantalan yang kita bikin dulu. Pembubutan eksentrik dengan cekam rahang tiga harus mengetahui terlebih dahulu besarnya offset atau pergeseran sumbu pada benda kerja. Besarnya offset mempengaruhi tebal tipisnya ganjal yang akan ditambahkan dalam proses pencekaman. Ketebalan ganjal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

r = 0.5 D = 15 mm

Of = 5 mm

Dengan menggunakan rumus di atas

Jadi ketebalan ganjal yang harus dibuat 7,42 mm.
3.     Cekam Benda Kerja dan Mulai Membubut Eksentrik.
Cekam benda kerja dengan menaruh ganjal tadi di salah satu rahang cekam.
Dalam pembubutan eksentrik disarankan menggunakan putaran benda kerja lebih rendah dari perhitungan rumus standar demi keselamatan kerja. Hal ini dikarenakan adanya jarak eksentris sehingga saat penyayatan awal akan terjadi discontinue. Discontinue adalah siklus putaran benda kerja yang akan ada saat pahat menyayat dan tidak menyayat. Akibatnya, akan ada beban kejut pada pahat maupun benda kerja. Jika Anda menginginkan ketebalan bahannya lebih tipis tapi kedalaman eksentriknya sudah cukup maka Anda bisa membalikkan benda kerjanya dan bubut permukaannya hingga ketebalan yg dikehendaki. Anda sudah bisa membubut eksentrik dengan chuck rahang tiga. 
Tuesday, August 03, 2021

Teknik Pembubutan Eksentrik - Memahami Pembubutan Eksentrik

 Proses bubut adalah proses pembentukan benda kerja dengan mengurangi benda kerja (Material removal). Pengurangan material dilakukan pada benda kerja yang berputar dengan alat potong (pahat) yang bergerak secara linear (melintang, memanjang, atau membentuk sudut) sehingga benda kerja yang dihasilkan memiliki penampang berbentuk lingkaran.

Jenis pekerjaan pembubutan yang dapat dilakukan dengan menggunakan mesin bubut universal sangat bervariasi, beberapa di antaranya: membubut muka (facing), membubut lurus/rata yaitu dalam arah memanjang, membubut alur, membubut ulir baik ulir luar maupun ulir dalam, membubut tirus, mengebor dan membubut diameter dalam, mengkartel, serta membubut radius dan chamfer. Pembubutan dalam arah memanjang bisa dilakukan dengan menggunakan satu sumbu atau lebih di dalam suatu benda kerja. Pembubutan yang dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu sumbu dalam benda kerja disebut pembubutan eksentrik.

Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 1. Benda Hasil Pembubutan Eksentrik
(Sumber Google)

Bingung bagaimana membuat benda seperti digambar? Pembubutan benda gambar di atas bisa dilakukan dengan berbagai cara. Benda di atas dinamakan benda eksentrik. Pemahaman dan pengetahuan mengenai teknik pembubutan eksentrik sangat mempengaruhi pengoperasian mesin bubut. Pelajarilah materi teknik membubut eksentrik ini dengan sungguh-sungguh agar dapat menghasilkan benda eksentrik sesuai yang ditentukan dan mengurangi kesalahan pembubutan eksentrik yang diakibatkan teknik pembubutan yang salah.

A. Memahami Pembubutan Eksentrik
Pembubutan eksentrik adalah jenis pembubutan yang terdapat lebih dari satu sumbu didalam satu benda kerja. Fungsi eksentrik adalah untuk mengubah gerak berputar menjadi gerak lurus atau sebaliknya. Contoh benda eksentrik dalam komponen pemesinan adalah poros engkol/engine crank shaft, compressor crank saft dan masih banyak komponen mesin lainnya.
Titik eksentrik didapatkan dari pergeseran sumbu utama yang disimbolkan“e”. rumus pergeseran sumbu utama dalam eksentrik adalah:
e = R-r-x
Keterangan:
e = pergeseran sumbu utama (mm)
R = jari-jari dari diameter besar benda kerja (mm)
r = jari-jari dari diameter kecil benda kerja (mm)
x = jarak terdekat dari keliling kedua lingkaran (mm) Perhatikan gambar di bawah.
Dari gambar diatas diketahui: 
R = 15 mm
r = 5 mm 
x = 2 mm
Pergeseran sumbu utama benda eksentrik tersebut adalah:
e = R – r – x
e = 15 – 5 – 2 
e = 8 mm
Beberapa teknik pembubutan dapat membuat benda eksentrik, diantaranya:
1. Pembubutan eksentrik dengan menggunakan cekam rahang tiga
2. Pembubutan eksentrik dengan menggunakan cekam rahang empat
3. Pembubutan eksentrik dengan menggunakan dua center
4. Pembubutan eksentrik dengan menggunakan cekam eksentrik
5. Pembubutan eksentrik dengan menggunakan mandrel
Tuesday, August 03, 2021

PAHAT BUBUT - Pemilihan Pahat Bubut

 11) Pemilihan Pahat Bubut

Pertimbangan  dalam  memilih  pahat  bubut  yang  akan  digunakan  sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya:

- Bahan/ material benda kerja

Kwalitas bahan pahat bubut harus memililki siafat keras, ulet, tahan gesek, tahan aus dan tahan beban kejut.

- Kecepatan potong (Cutting speed - Cs)

Makin   tinggi   kecepatan   potong   yang   ditetapkan,   alat   potong   harus mempunyai sifat tahan panas yang baik.

- Kualitas permukaan (Surface Quality)

Semakin  bagus  kualitas  permukaan  yang  dituntut,  alat  potong  harus mempunyai sifat tahan aus yang baik.

- Frekuensi penggunaan

Semakin  sering  digunakan,  alat  potong  harus  mempunyai  sifat  tahan terhadap keausan.

- Ekonomis 

Pertimbangan  ekonomis,  harga  semakin  murah  tapi  kualitas  semaksimal mungkin

Tuesday, August 03, 2021

PAHAT BUBUT - Perubahan Geometri Sudut Pahat

 9) Perubahan Geometri Sudut Pahat

Untuk mendapatkan hasil pembubutan yang baik, pemasangan pahat bubut selain harus kuat dan aman juga ketinggiannya harus setinggi pusat senter agar tidak terjadi perubahan geometri pada pahat bubut. Posisi ketinggian pahat bubut terhadap pusat senter benda kerja mempunyai pengaruh besar terhadap geometri sudut potong utamanya, misalkan posisi tepat pada pusat senter, di bawah pusat senter, atau di atas pusat senter. 

Geometri awal yang kita buat akan terpenuhi apabila kita menempatkan pahat tepat pada pusat senter dari putaran benda kerja. Apabila kita salah menyenterkan pahat (di atas atau di bawah senter), maka akan terjadi perubahan pada geometri sudut bebas () dan sudut garuk () sedangkan sudut badji () tidak terpengaruh sama sekali.

Perubahan ini dapat menyebabkan sudut tersebut menjadi lebih besar atau menjadi lebih kecil tergantung dari jenis pengerjaan (luar atau dalam) dan posisi pahat tersebut terhadap pusat senter. Perubahan yang terjadi pada sudut bebas dan sudut garuk/buang tatal akan saling berlawanan, apabila sudut gama () membesar maka sudut  alfa () akan mengecil dan sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh kelengkungan dari diameter benda kerja. Besarnya perubahan sudut gama () dan alfa () tergantung dari penyimpangan terhadap pusat senter, dan diameter dari benda kerja. Perubahan ini jelas tidak kita harapkan karena akan mempengaruhi proses dan hasil. Adapun kemungkinan perubahan yang terjadi adalah sebagai berikut: 

a) Pembubutan Luar

 Ketinggian pahat bubut diatas pusat senter benda kerja 

Pada kondisi ini ada perubahan sudut yaitu:

› Sudut bebas (), menjadi lebih kecil.

› Sudut garuk (), menjadi lebih besar. 

b) Pembubutan Dalam

Ketinggian pahat diatas pusat senter benda kerja

Pada kondisi ini ada perubahan geometrisnya sebagai berikut:

›   Sudut bebas (), menjadi lebih besar.

›   Sudut garuk (), menjadi lebih kecil.

Gambar 2.78. Ketinggian pahat bubut diatas pusat senter benda kerja

 Ketinggian pahat dibawah pusat senter benda kerja

  Pada kondisi ini ada perubahan geometrisnya sebagai berikut:

› Sudut bebas (), menjadi lebih besar.

› Sudut garuk (), menjadi lebih kecil. 

b) Pembubutan Dalam

 Ketinggian pahat diatas pusat senter benda kerja

Pada kondisi ini ada perubahan geometrisnya sebagai berikut:

› Sudut bebas (), menjadi lebih besar.

› Sudut garuk (), menjadi lebih kecil.

 Ketinggian pahat dibawah pusat senter benda kerja

Pada kondisi ini ada perubahan geometrisnya sebagai berikut:

› Sudut Bebas (), menjadi lebih kecil.

› Sudut Garuk (), menjadi lebih besar. 

10) Kerusakan Pada Pahat Bubut.

Pahat bubut dikatakan rusak atau tidak dapat difungsikan sebagai mana mestinya, apabila telah terjadi perubahan pada geometri sudut potongnya terutama pada sudut kebebasan potong (α), sudut potong/ baji (β) dan sudutbuang tatal (()) atau perubahan bentuk yang akan mengganggu proses pengerjaan. Ketika pahat tersebut sudah mengalami perubahan geometri sudut potong, maka proses pengerjaan menjadi tidak maksimal, seperti: kualitas permukaan kasar, beban motor penggerak dan pahat menjadi lebih berat, akan terjadi   panas yang berlebihan akibat gesekan antara pahat dan benda kerja, proses pembubutan menjadi lebih lama, dan bisa mengakibatkan kerusakan yang lebih fatal terhadap benda kerja atau mesin.

Ada bebeberapa kerusakan yang terjadi pada pahat bubut, yang secara visual dapat terlihat diantaranya:

a)  Radius Pada Ujung

Pembentukan radius pada ujung pahat (Gambar 2.82), merupakan kerusakan yang  wajar  terjadi  disebabkan  oleh  frekuensi  pemakaian  yang  sudah melebihi ambang tool life pahat tersebut. Tool life  pahat tidak selalu sama tergantung dari proses   pengerjaan yang menyangkut penggunaan feed, cutting  speed,  dan  material  benda  kerja.  Oleh  karena  itu  di  butuhkan pengasahan pahat yang kontinyu, agar proses produksi dapat berjalan lancar. 

b)  Keausan Pada  Bidang  Bebas Muka

Keausan pada bidang bebas muka (Gambar 2.83), dapat disebabkan oleh pemakaian feed yang terlalu besar, atau sudut bebasnya () terlalu kecil , sehingga terjadi pergesekan antara pahat dan benda kerja.  Hal ini dapat dihindari dengan   memperbesar sudut bebas atau memperkecil feed. Andaikan dalam kondisi ini   pahat masih terus dipakai maka yang akan terjadi adalah penggesekan penyayatan dan berakibat seperti di atas.

c)  Keausan Pada Bidang Potong

Keausan  pada  bidang  potong  (Gambar  2.84),  disebabkan  panas  yang berlebihan (over heat). Panas yang timbul dari hasil penyayatan dibawa oleh chips dan disalurkan ke pahat melalui bidang garuk tersebut. Hal ini bisa disebabkan  oleh  pemakaian  cutting  speed  yang  terlalu  tinggi,  dan  juga sistim  pendinginan  yang  kurang  baik,  sehingga  panas   yang  muncul berlebihan dan tidak dapat dihantarkan atau dinetralisir dengan sempurna. Keausan  ini  akan  menyebabkan  berubahnya  nilai  sudut  potong,  tingkat kesesuaian  antara  geometri  sudut  dan  material  akan  berubah  pula  pada akhirnya  akan  mempengaruhi  kualitas  dari  benda  kerja.  Hal  ini  dapat dicegah  dengan  penggunaan  cutting  speed  yang  sesuai  dan  pendinginan yang baik. 

d)  Built Up Cutting Edges

Built up cutting edge adalah lelehan material benda kerja yang menempel pada ujung pahat (Gambar 2.85), lelehan ini menjadi dingin dan mengeras sehingga   berfungsi   sebagai   mata   potong   yang   baru.   Akibat   yang ditimbulkan   adalah   perubahan   sisi   potong   utama   yang   berarti   juga perubahan geometri   sudut potongnya ukuran awal pahat dan center dari pahat  akan  berubah.  Hal  ini  biasanya  terjadi  pada  material  yang  lunak seperti mild steel atau Aluminium. Masalah ini bisa dihindari dengan memperbesar sudut buang tatal (  ) supaya alirannya chipnya lancar atau mengurangi cutting speednya. Bisa juga dengan menggunakan pendingin khusus untuk mencegah  chip melekat pada pahat dan permukaan benda kerja  bisa lebih halus misalnya untuk pengerjaan aluminium menggunakan pendingin pendingin minyak tanah. 

e) Keretakan Pada Pahat Bubut Sisipan/ Tip Carbide

Keretakan pada tip carbide (Gambar 2.86), lebih disebabkan karena panas berlebihan  (over  heat)  dengan  pendinginan  yang  tidak  kontinyu  atau  mendadak. Tip carbide tidak mampu menahan perubahan suhu yang besar dan mendadak. Perubahan itu memacu proses pemuaian dan penyusutan dalam range yang besar dan dalam waktu yang singkat. Untuk menghindarinya cukup dengan pemberian pendingin yang tepat dan teratur. Hal  ini  bisa  juga  disebabkan  kerena  bagian  bawah  tip  carbide  tidak atau proses brassing yang kurang sempurna. 

f) Tip Carbide Pecah

Kelemahan yang paling utama dari pahat carbide adalah ketidak mampuan untuk menahan beban kejut (impact load). Jika pahat carbide menerima beban kejut diluar kemampuannya maka akan pecah (Gambar 2.87). Hal lain juga bisa disebabkan beban berlebih karena kedalaman pemakanan, feed, atau cutting speed yang berlebihan. Selain tidak mampu menerima beban kejut tip carbide juga tidak mampu menahan beban tarik, jadi bisa juga pecahnya tip ini karena terjepit atau tertarik oleh material benda kerja.                                                                                             .


g) Tip Carbide Lepas

Lepasnya tip carbide ini lebih disebabkan karena sistim pengikat antara tip hasil brassing dan holdernya kurang baik, atau bisa juga disebabkan oleh beban lebih (over load) yang menyebabkan lepasnya sistim pengikat yang ada (gambar 2.88).

Tuesday, August 03, 2021

PAHAT BUBUT - Geometris Pahat Bubut

 8) Geometris Pahat Bubut

Nama-nama geometris yang terdapat pada pahat bubut meliputi: sudut potong samping (side cutting edge angle), sudut potong depan (front cutting edge angle), sudut tatal (rake angle), sudut bebas sisi (side clearance angle), dan sudut bebes depan (front clearance angle).

Besarnya sudut potong dan sudut-sudut kebebasan pahat tergantung dari jenis bahan/material   yang   akan   diproses   pembubutan,   karena   akan   sangat berpengaruh   terhadap   hasil   pemebubutan   dan   performa   pahat.   Berikut diuraikan besaran sudut potong dan sudut-sudut kebebasan pahat bubut jenis HSS.

a) Pahat Bubut Rata

Untuk proses pembubutan rata pada benda kerja dari bahan/ material baja yang lunak (mild steel), pahat bubut rata memilki sudut potong dan sudut- sudut kebebasan sebagai berikut: sudut potong total 80º, sudut potongsisi samping (side cutting adge angle) 12º ÷ 15º, sudut bebas tatal (side rake angle) 12º ÷ 20º , sudut bebas muka (front clearance angle)  8º ÷ 10º dan sudut  bebas  samping  (side  clearance  angle)10º  ÷  13º.  Geometris  pahat bubut rata kanan dapat dilihat pada (Gambar 2.68) dan pahat bubut rata kiri dapat dilihat pada (Gambar 2.69). 

b) Pahat Bubut Muka/ Facing

Untuk proses pembubutan muka/ facing pada benda kerja dari bahan/ material baja  yang lunak (mild steel), pahat bubut muka memilki sudut potong dan sudut-sudut kebebasan sebagai berikut: sudut potong55º, sudut potong  sisi samping (side cutting adge angle) 12º ÷ 15º, sudut bebas tatal (side rake angle) 12º ÷ 20º , sudut bebas muka (front clearance angle)  8º ÷ 10º dan sudut bebas samping (side clearance angle)  10º ÷ 13º. Geometris pahat bubut muka/ facing dapat dilihat pada (Gambar 2.70).

Besaran sudut potong dan sudut-sudut kebebasan lainnya yang ditunjukkan pada gambar diatas adalah berdasar pada pengalaman empiris, selain itu berikut ditampilkan tabel petunjuk penggunaan  sudut potong dan sudut- sudut kebebasan lainnya berdasarkan jenis bahan/ material yang akan dikerjakan.    (Tabel 2.2).

c) Pahat Bubut Ulir Segitiga

Pembuatan ulir segitiga yang sering dilakukan pada mesin bubut yang pada umumnya adalah jenis ulir metris (M) dan withwort (W). Jenis ulir metris memiliki sudut puncak ulir sebesar 60 (Gambar 2.71) dan ulir withwort 55 (Gambar 2.72). Besarnya sudut pahat bubut ulir harus disesuaikan dengan jenis ulir yang akan dibuat dan sudut-sudut kebebasan potongnya harus dihitung sesuai dengan kisar atau gangnya.

d) Pahat Bubut Ulir Segi Empat

Seperti  halnya  pahat  bubut  ulir  segitiga,  besaran  sudut-sudut  kebebasan pahat bubut ulir segi empat tergantung dari kisar/ gang yang akan dibuat (Gambar 2.73). Lebar pahat untuk ulir yang tidak terlalu presisi penambahannya sebesar 0,5 mm. Sedangkan untuk sudut-sudut kebebasan potongnya harus dihitung sesuai dengan kisar atau gangnya.

Untuk mendapatkan sudut bebas sisi samping pahat bubut ulir yang standar, sebelum melakukan penggerindaan atau pengasahan sudut-sudut kebebebasanya harus dihitung terlebih dahulu sesuai kisar/gang ulir yang dibuat agar supaya mendapatkan sisi potong dan sudut kebebasan yang baik. Sebagai ilustrasi, sebuah ulir apabila dibentangkan dari titik awalnya, maka akan membentuk sebuah segitiga siku-siku (2.74).

Berdasarkan gambar tersebut diatas, sudut uliran atau kisarnya dapat dicari dengan rumus:

tg α = Kisar/Keliling   Lingkaran

tg α =P/(π .d)

Pada saat penyayatan, sisi depan pahat ulir dibatasi oleh sisi uliran pada diameter terkecil/minor diameter (d1) dan sisi belakangnya dibatasi oleh sisi uliran pada diameter terbesarnya/ mayor diameter (d) - (Gambar 2.75). Dengan demikian, agar pahat ulir tidak terjepit pada saat digunakan perlu adanya  penambahan  sudut  kebebasan  pada  saat  penggerindaan   yaitu masing-masing  sisi  ditambah  antara  1º  ÷  3º  (Gambar  2.76),  sehingga didapat:

›   Sudut bebas sisi depan:

Sudut kisar pada diameter terkecil  (d1) + Kebebasan = α pada d1+ 1º

›   Sudut bebas sisi belakang:

Sudut kisar pada diameter terbesar (d) + Kebebasan   = α pada d - 1º

Contoh:

Akan dibuat sebuah ulir Metrik M30x3. Sudut kebebasan sisi depan dan belakangnya adalah:

Sudut kisar pada d1:

tg α =P/(π .d)

tg α =3/(3,14 .27)

α =  2° 1′35,78′′

Maka sudut kebasan sisi depan= 2° 1′35,78′′ + 1º = 3° 1′35,78′′  ≈ 3°

Sudut kisar pada d:

tg α =P/(π .d)

tg α =3/ (3,14 .30)

𝛼 =  1°  50′51,4′′

Maka sudut kebasan sisi belakang= 1° 50′51,4′′ − 1°= 50′  ≈ 1°

Tuesday, August 03, 2021

PAHAT BUBUT - Macam-macam Pahat Bubut Sisipan (inserts Tips)

 7) Macam-macam Pahat Bubut Sisipan (inserts Tips).

Sesuai perkembangan dan kebutuhan pekerjaan dilapangan, pahat bubut sisipan (inserts Tips)pengikatan dibrasing dan diklem/ dibaut.

a) Pahat bubut sisipan (inserts tips) pengikatan dibrasing

Pahat bubut sisipan (inserts Tips) pengikatan dibrasing (Gambar 2.61), pembuatannya hanya pada bagian ujung yang terbuat dari pahat bubut sisipan, kemudian diikatkan dengan cara dibrassing pada ujung badan/ bodi. Contoh macam-macam bentuk pahat bubut sisipan yang sudah dibrasing pada tangkai/ bodinya dapat dilihat pada (Gambar 2.62).

Bubut sisipan yang sudah dibrasing pada tangkai/ bodinya

b) Pahat bubut sisipan (inserts tips) pengikatan diklem/ dibaut

Pahat bubut sisipan (inserts tips) pengikatan diklem/ dibaut (Gambar 2.63), pengikatannya   yaitu   dengan   cara   pahat   bubut   sisipan   klem/   dibaut diselipkan  pada  pemegang/  holder.Contoh  macam-macam  pahat  bubut 84 sisipan pengikatan diklem/ dibaut terpasang pada pemegannya untukpembubutan bidang luar dapat dilihat pada (Gambar 2.64) dan terpasang pada pemegannya untuk pembubutanbidang dalam dapat dilihat pada (Gambar 2.65) .

Bentuk dan pengkodean pahat sisipan dan pemegang pahatnya sudah distandarkan. Tabel pahat sisipan dan pengkodean pemegang pahat standar ISO dapat dilihat pada lampiran.