Faktor Memengaruhi MMH, Cara Mengangkat Beban, Risiko Kecelakaan Kerja, Penanganan Resiko
F. Faktor-Faktor yang Memengaruhi MMH
Semua aktiviitas manual
handling melibatkan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Karakteristik pekerja
Karakteristisk pekerja masing-masing berbeda dan
memengaruhi jenis dan jumlah pekerjan yang dapat dilakukan. Karakteristik
pekerja terdiri dari :
a.
Fisik, yang meliputi ukuran pekerja secara umum seperti usia, jenis kelamin,
antropometri, dan postur tubuh.
b.
Kemampuan sensorik, ukuran kemampuan sensorik pekerja meliputi penglihatan, pendengaran,
kinestetik, dan sistem keseimbangan.
c.
Motorik, ukuran kemampuan motorik/gerak pekerja yang meliputi kekuatan,
ketahanna, jangkauan, dan karakter kinematis.
d.
Psikomotorik, mengukur kemampuan pekerja mengahadapi proses mental dan gerak
seperti memproses informasi, waktu respons, dan koordinasi.
e.
Personal, ukuran nilai dan kepuasan pekerja dengan melihat tingkah laku,
penerimaan risiko, persepsi kebutuhan ekonomi, dan lain-lain.
f. Training/pelatihan, ukuran kemampuan pendidikan pekerja dalam
training formal atau keterampilan dalam menangani instruksi MMH.
g.
Status kesehatan. Aktivitas dalam waktu luang.
2. Karakteristik material
Karakteristik material atau bahan, meliputi :
a.
Beban, ukuran berat benda, usaha yang dibutuhkan untuk mengangkat, maupun momen
inersia benda.
b.
Dimesi, atau ukuran benda seperti lebar, panjang, tebal, dan bentuk benda baik
itu kotak, silinder, dan lain-lain.
c.
Distribusi beban, ukuran letak unit CG dengan reaksi pekerja untuk membawa
dengan satu atau dua tangan.
d.
Kopling, cara membawa benda oleh pekerja berkaitan dengan tekstur, permukaan,
atau letak.
e.
Stabilitas beban, ukuran konsistensi lokasi CM.
3. Karakteristik tugas/pekerjaan
Karakteristik tugas ini meliputi kondisi pekejaan manual material handling yang akan
dilakukan terdiri dari :
a.
Geometri tempat kerja, termasuk di dalamnya jarak pergerakan, langkah yang
harus ditempuh, dan lain-lain.
b.
Frekuensi, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan termasuk
frekuensi pekerjaan yang dilakukan.
c.
Kompleksitas pekerjaan, termasuk di dalamnya ketepatan penempatan, tujuan
aktivitas, maupun komponen pendukungnya.
d.
Lingkungan kerja, seperti suhu, pencahayaan, kebisingan, getaran, dan
bau-bauan, juga saya tarik kaki.
4. Sikap kerja
Penanganan manual material handling juga melibatkan
metode kerja atau sikap dalam menyelesaikan pekerjaan/tugas. Pengamatan
meliputi pada :
a.
Individu, merupakan ukuran metode operasional, seperti kecepatan, ketepatan,
cara/postur saat memindahkan.
b.
Organisasi, berkaitan dengan organisasi kerja seperti luas bangunan pabrik,
keberadaan tenaga medis, maupun utilitas
kerja sama tim.
c.
Administrasi, seperti sistem insentif untuk keselamatan kerja, kompensasi,
rotasi kerja maupun pengendalian dan pelatihan keselamatan.
Aktivitas manual
material handling banyak digunakan karena memiliki fleksibilitas yang
tinggi, murah dan mudah diaplikasikan. Akan tetapi, berdasarkan data di atas
dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas manual
material handling juga diikuti dengan risiko apabila diterapkan pada
kondisi lingkungan kerja yang kurang memadai, alat yang kurang mendukung, dan
sikap kerja yang salah. Penelitian yang dilakukan NIOSH (NIOSH, 1981)
memperlihatkan sebuah statistik yang menyatakan bahwa 2/3 dari kecelakaan
akibat tekanan berlebihan, berkaitan dengan aktivitas menaikkan barang (lifting loads activity).
G. Cara Mengangkat Beban
Dalam sistem kerja angakat dan angkut, sering dijumpai nyeri pinggang sebagai akibat kesalahan dalam mengangkat maupun mengangkut, baik itu mengenal teknik maupun berat atau ukuran benda. Nyeri pinggang dapat pula terjadi sebagai sikap paksa yang disebabkan karena penggunaan sarana kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya. Kondisi demikian menggambarkan tidak adanya keserasian antara ukuran tubuh pekerja dengan bentuk dan ukuran sarana kerja, sehingga terjadi pembebanan setempat yang berlebihan di daerah pinggang dan inilah yang menyebabkan nyeri pinggang akibat kerja. Berikut ini cara mengangkat beban yang salah.
Gambar tersebut menggambarkan cara kerja mengangkat galon air yang salah. Dengan posisi mengangkat tersbut bila menimbulkan cedera pada punggung. Sebab ada hentakan ketika mengangkat galon (posisi c). Sedangkan urutan cara mengangkat galon yang benar ada pada Gambar 6.7 beriku ini.
Cara untuk mengurangi risiko cedera yang mungkin
timbul saat mengangkat beban yaitu :
a.
Usahakan untuk tidak mengangkat beban melebihi batas kemampuan dan jangan
mengangkat beban dengan gerakan cepat dan tiba-tiba.
b.
Tempatkan beban sedekat mungkin dengan pusat tubuh. Karena makin dekat dengan
beban, makin kecil pengaruhnya dalam memberi tekanan pada punggung, bahu, dan
lengan. Makin dekat beban maka makin mudah untuk menstabilkan tubuh.
c.
Tempatkan kaki sedekat mungkin dengan beban saat mulai mengangkat dan usahakan
dalam posisi seimbang tekuk lutut dalam posisi setengah jongkok sampai sudut
paling nyaman.
d.
Jaga sikap punggung dan bahu tetap lurus, artinya tidak membungkuk, menyamping
atau miring.
e.
Turunkan beban dengan menekuk lutut dalam posisi setengah jongkok dengan sudut
paling nyaman.
H. Faktor Risiko Kecelakaan Kerja MMH
Faktor risiko diasosiasikan dengan
jumlah tugas yang dapat menyebabkan cedera musculoskeletal.
Faktor risiko digunakan untuk menganalisis tugas manual (manual task). Manual task
atau manual material handling
memiliki interaksi yang kompleks antara pekerja dan lingkungan kerja. Faktor
risiko kemudian dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu :
1.
Tekanan langsung kepada tubuh. Hal ini meliputi faktor seperti tingkat tekanan
pada muscular, postur/sikap kerja,
pengulangan pekerjaan, getaran peralatan, dan lama waktu kerja.
2.
Kontribusi faktor risiko yang secara langsung memngaruhi tuntutan kerja. Hal
ini meliputi layout area kerja,
penggunaan alat, penangan beban. Jika komponen ini didesain ulang pengaruh dari
tekanan dapat dikurangi.
3.
Memodifikasi faktor risiko dapat memberi masukan pada perubahan sikap kerja
sehingga akibat dari faktor risiko dapat dikurangi.
I. Penanganan Risiko Kerja MMH
Kondisi berbahaya yang diakibatkan
oleh sikap kerja manual material handling yang tidak tepat tentunya harus
dicegah dan ditangani dengan baik. Penanganan dan pencegahan akan lebih mudah
dilakukan setelah mengetahui faktor risiko dari manual material handling di atas. Menurut laporan NIOSH (1981) ada
enam prosedur umum dalam menangani risiko kecelakaan/cedera akibat tindakan manual material handling yang tidak
tepat, yaitu :
1.
Identifikasi pekerjaan dengan kejadian yang menyebabkan cedera musculoskeletal
tinggi dan rata-rata kepelikan tinggi dengan analis statistisk dari data medis.
2.
Observasi pekerjaan yang dicurigai dan untuk tiap beban yang akan diangkat
harus diketahui berat serta metode pengangkatan.
3.
Evaluasi tingkat risiko pengangkatan dengan menghitung nilai AL dan MPL dan
membandingkannya dengan berat beban yang diangkat.
4.
Mengembangkan pengendalian keteknikan dengan peralatan manual handling,
mengemas ulang beban dalam berat yang lebih ringan, mengatur ulang area kerja.
5.
Mengajukan pengendalian administatif. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan
menambah pekerja untuk mengurangi frekuensi pengangkatan, melakukan penjadwalan
kerja, mengembangkan pelatihan untuk menyosialisasikan teknik pengangkatan yang
tepat, serta meningkatkan prosedur seleksi dan penempatan pekerja dengan lebih
baik.
6.
Mengimplementasikan solusi paling mungkin dan mengevaluasi efektivitas dengan
pengecekan kesehatan.