Pengujian Destruktif dan Pengujian Non-Destruktif
a).Pengujian Destruktif (Destructive Test = DT)
Yang dimaksud dengan pengujian destruktif ialah pengujian
yang
dilakukan sehingga menimbulkan perubahan/kerusakan pada
bahan uji ( test piece ).
Macam-macam
pengujian yang termasuk
kelompok ini
ialah :
Pengujian Tarik
Pengujian Tekan
Pengujian Pukul-Takik
Pengujian Kekerasan
Pengujian Lengkung
Pengujian Geser
Pengujian Puntir
Pengujian Kelelahan
Pengujian Mikroskopis
b).Pengujian Non-Destruktif
(Non Destruktive Test
= NDT)
Yang dimaksud dengan pengujian non destruktif ialah pengujian tanpa
merusak bahan uji.
Macam-macam
pengujian yang termasuk
kelompok ini adalah :
Pemeriksaan cacat luar logam dengan Magnitografi dan Dye
penetrant
Pemeriksaan cacat dalam logam dengan Ultrasonic dan Radiografi
Disamping pemeriksaan terhadap
kekuatan dan cacat dari
logam tersebut,
perlu
pula diadakan pemeriksaan
terhadap komposisi
dari logam tersebut. Pemeriksaan komposisi logam dapat dilakukan dalam
laboratorium kimia. Pemeriksaan komposisi logam tersebut meliputi
:
- Pemeriksaan kadar
belerang
- Pemeriksaan kadar
Hidrogen
- Pemeriksaan kadar
Oksigen
- Pemeriksaan kadar
Carbon
- Pemeriksaan kadar
Phospor
- Pemeriksaan kadar
Mangan
- Pemeriksaan kadar
Vanadium
- Pemeriksaan kadar
Magnesium
- Pemeriksaan kadar
Chroom
- dan pemeriksaan kadar
dari
unsur-unsur
lain dari suatu logam
Cara-cara pelaksanaan pengujian dilakukan mengikuti standar tertentu, demikian juga ukuran-ukuran bahan uji disesuaikan dengan standar yang dipakai.
Beberapa standar untuk
pengujian logam adalah :
a). HCNN (Hoofd Commissie voor de Normalisatie ini
Nederland)
b). ASTM (American Standard for
Testing and Materials)
c). DIN (Deutche Industrie Normen)
d). JIS
(Japan Industrial
Standard)
e). ISO
(International Organisation for
Standardization)
f). SII (Standar
Industri
Indonesia)