15. GAS DI PENGECORAN LOGAM
i)
Karbon Monoksida (CO)
Karbon
monoksida (CO) adalah gas tidak berwarna dan tidak berbau yang biasanya
terbentuk selama proses pembakaran. Jumlah yang signifikan dari CO dapat
dihasilkan dalam beberapa proses pengecoran logam, terutama di tempat-tempat di
mana ada pembentukan asap seperti cetakan dan tungku kubah. Pekerja yang berada
di platform atau catwalk harus waspada terhadap konsentrasi tinggi CO, yang
dapat menghambat transportasi oksigen dalam darah, menyebabkan kehilangan
kesadaran, dan potensial jatuh ke bahan berbahaya atau panas. Tanda-tanda sakit
kepala, mual, dan sesak napas dapat menjadi indikator paparan CO. Konsentrasi
tinggi CO tanpa gejala peringatan dapat membuktikan fatal. Pemantauan CO adalah
metode pengendalian bahaya dengan mengidentifikasi proses dan lokasi di mana
akumulasi CO mungkin terjadi.
ii)
Formaldehida
Formaldehida
dapat timbul dari sejumlah resin selama proses molding dan casting. Batas
paparan pekerja (WES) saat ini untuk formaldehida adalah 1 ppm TWA
(Time-Weighted Average) dan STEL (Short-Term Exposure Limit) sebesar 2 ppm.
Pedoman Kesehatan Kerja seri 6 Pedoman Penggunaan Formaldehida dan Produk
Serupa di Tempat Kerja (Mei 1985) dapat memberikan informasi lebih lanjut dan
tersedia dari OSH.
iii)
Furfuryl Alkohol
Furfuryl
alkohol digunakan dalam berbagai jenis resin furane, dan paparan mungkin
terjadi melalui uap. Paparan dapat menyebabkan iritasi ringan pada mata, kulit,
dan selaput lendir.
iv)
Sulfur Dioksida
Sulfur
dioksida dihasilkan selama pengecoran, terutama ketika katalis asam sulfonat
digunakan dalam proses furane. Ini adalah gas dengan bau yang menyengat dan
dapat menyebabkan iritasi pada mata dan saluran pernapasan dalam konsentrasi
tinggi. Standar paparan kerja (WES) untuk sulfur dioksida adalah 2 ppm.
No comments:
Post a Comment
Silahkan Beri komentar dengan sopan...
Komentar tidak boleh mengandung sara...
Terimakasih...