II. Sifat-Sifat Udara Kompresi
A. Sifat
Fisik Udara
Udara adalah campuran gas yang terdiri dari nitrogen (N2),
oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan sejumlah kecil gas lainnya. Sifat
fisik udara terkait dengan karakteristik dasar dari udara terkompresi yang
digunakan dalam sistem pneumatik. Beberapa sifat fisik penting dari udara
kompresi meliputi:
a.
Massa Jenis (Density): Massa jenis udara adalah
massa per satuan volume udara. Pada kondisi standar, massa jenis udara sekitar
1,225 kg/m³. Massa jenis yang lebih tinggi akan mempengaruhi kekuatan dan
performa aktuator pneumatik.
b.
Volume Spesifik (Specific Volume): Volume spesifik
udara adalah volume per satuan massa udara. Pada kondisi standar, volume
spesifik udara sekitar 0,819 m³/kg. Volume spesifik yang lebih rendah
menandakan udara yang terkompresi secara lebih padat.
c.
Suhu Udara (Temperature): Suhu udara berhubungan
dengan energi kinetik molekul-molekul udara. Suhu dapat mempengaruhi tekanan
udara dan performa sistem pneumatik. Standar suhu udara adalah 20 °C.
d.
Kelembaban (Humidity): Kelembaban udara adalah
kandungan uap air dalam udara. Kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan
kondensasi air dalam sistem pneumatik, yang dapat merusak komponen dan
mengurangi efisiensi sistem.
B.
Standar Udara Kompresi
Standar udara kompresi mengacu pada kondisi dasar yang
digunakan sebagai patokan dalam perancangan dan pengoperasian sistem pneumatik.
Standar udara kompresi umumnya mencakup:
a.
Standar Tekanan: Standar tekanan udara kompresi
yang umum digunakan adalah 7 bar (700 kPa) atau 10 bar (1000 kPa). Tekanan ini
dapat bervariasi tergantung pada aplikasi dan kebutuhan sistem.
b.
Standar Suhu: Standar suhu udara kompresi adalah
20 °C (293,15 K). Suhu ini digunakan untuk menghitung dan mengkalibrasi
parameter-parameter terkait dengan sistem pneumatik.
c.
Standar Kelembaban: Standar kelembaban umumnya
berkisar antara 20-70% relatif. Kelembaban yang tinggi dapat mempengaruhi
kinerja sistem pneumatik dan menyebabkan masalah seperti korosi dan pembentukan
air kondensat.
C.
Tekanan Udara
Tekanan udara adalah salah satu parameter penting dalam sistem
pneumatik. Tekanan udara diukur dalam satuan pascal (Pa), bar, atau psi (pound
per square inch). Tekanan udara yang ditentukan dalam sistem pneumatik akan
mempengaruhi kekuatan, kecepatan, dan performa aktuator pneumatik.
Beberapa
istilah yang berkaitan dengan tekanan udara adalah:
a.
Tekanan Absolut (Absolute Pressure): Tekanan
absolut adalah tekanan udara yang diukur relatif terhad hadap
tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer pada permukaan bumi pada ketinggian yang
normal adalah sekitar 101,3 kPa (kilopascal) atau 1 bar.
b.
Tekanan Gauge (Gauge Pressure): Tekanan gauge
adalah perbedaan antara tekanan absolut dan tekanan atmosfer. Tekanan gauge
mengukur tekanan di atas tekanan atmosfer. Misalnya, jika tekanan absolut
adalah 300 kPa dan tekanan atmosfer adalah 101,3 kPa, maka tekanan gauge adalah
198,7 kPa.
c.
Tekanan Kerja (Working Pressure): Tekanan kerja
adalah tekanan maksimum yang diizinkan dalam sistem pneumatik.
Komponen-komponen dan peralatan pneumatik harus mampu menahan tekanan kerja
yang ditentukan untuk menjaga keamanan dan keandalan sistem.
d.
Tekanan Sisa (Residual Pressure): Tekanan sisa
adalah tekanan yang masih tersisa dalam sistem pneumatik setelah tekanan udara
dihentikan atau diputuskan. Hal ini dapat terjadi jika ada reservoir udara atau
jika ada tekanan tertahan di sisi aktuator.
Pemahaman tentang tekanan udara dalam sistem pneumatik penting
untuk pengaturan dan pemilihan komponen pneumatik yang tepat. Memastikan bahwa
tekanan udara berada dalam batas yang aman dan sesuai dengan persyaratan sistem
akan memastikan kinerja yang optimal dan menjaga keandalan sistem pneumatik.
No comments:
Post a Comment
Silahkan Beri komentar dengan sopan...
Komentar tidak boleh mengandung sara...
Terimakasih...