D. Tingkatan Produk
Sebelum merencanakan penawaran penjualan, seorang pemasar perlu memahami lima tingkatan produk. Setiap tingkatan produk akan menambah nilai pelanggan yang lebih besar. Kelima tingkatan ini merupakan bagian dari hirarki nilai pelanggan (customer value hierarchy). Lima tingkatan tersebut adalah :
1. Manfaat inti (core benefit)
Manfaat inti berada pada tingkat dasar dalam hierarki nilai pelanggan. Yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. Misalnya, dalam dunia hiburan orang membeli tiket bioskop dengan tujuan utama untuk menonton film.
2. Produk dasar (basic product)
Pada tingkat kedua pemasar harus dapat mengubah manfaat inti menjadi produk dasar. Produk dasar disini mengandung makna bentuk dasar dari suatu produk yang minimal dapat dirasakan oleh panca indera manusia. Misalnya, di mall-mall dalam kita berbelanja, selalu dilengkapi full AC, full musik, ada troly, toilet di dalam, lift.
3. Produk yang diharapkan (expected product)
Pada tingkat ketiga, pemasar perlu mempersiapkan produk sesuai dengan harapan konsumen. Produk
Perlu dirancang dengan berbagai atribut yang menarik. Misalnya, dalam setiap kita berbelanja ingin selalu ke mall, sebab kita ingin bisa berbelanja dengan kenyamanan-kenyamanan.
4. Produk tambahan (augmented product)
Pada tingkat keempat adalah produk tambahan, yaitu atribut produk yang khas dan berbeda dengan
atribut produk pesaing. Pada tingkat ini pemasaran menyiapkan tambahan berbagai manfaat dan layanan kepada konsumen, sehingga mampu menambah kepuasan konsumen dan membedakan dengan produk pesaing. Misalnya, pelayanan menunjukkan barang yang dibutuhkan.
5. Produk potensial (potencial product)
Tingkat kelima adalah produk potensial, yaitu berbagai macam tambahan dan perubahan penawaran
yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang. Tingkatan ini merupakan tempat perusahaan mencari cara baru dalam memuaskan pelanggan dan membedakan penawaran mereka dari para pesaing. Misalnya, produk barang-barang yang ditawarkan selalu premier.
E. Kualitas produk
Menurut Kotler dan Amstrong (2006), kualitas produk merupakan salah satu sarana positioning utama pasar. Kualitas produk mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa, oleh karena itu kualitas berhubungan erat dengan nilai pelanggan. Dalam arti sempit kualitas bisa didefinisikan sebagai bebas dari kerusakan. Kualitas produk mengandung pengertian bahwa produk tersebut memiliki keunggulan dibandingkan produk pesaing.
1. Dimensi Kualitas Produk
Untuk mempertahankan keunggulan produk di pasaran, perusahaan perlu memahami beberapa dimensi yang digunakan konsumen untuk membedakan produk yang satu dengan yang lainnya.
Menurut Tjiptono, dimensi kualitas produk meliputi :
a. Kinerja (performance)
Kinerja adalah karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya dalam produk mobil meliputi kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan, dan kenyamanan dalam mengemudi.
b. Keistimewaan tambahan (features)
Adalah karakteristik sekunder atau pelengkap. Misalnya, dalam produk mobil meliputi kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, dan power steering.
c. Keandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya, produk mobil tersebut tidak sering ngadat / macet / rewel / rusak.
d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, produk mobil tersebut memenuhi standar keamanan dan emisi.
e. Daya tahan (durability)
Daya tahan ini berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.
f. Estetika (asthethic)
Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, serta warna yang menarik.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Produk
Kepuasan konsumen merupakan salah satu tujuan dari proses produksi barang/jasa. Untuk itu, perusahaan menetapkan kualitas produksinya pada kondisi terbaik produk tersebut yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Artinya proses penetapkan kualitas suatu produk perlu memperhatikan faktor dan sifat produk yang bersangkutan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk, yaitu :
a. Fungsi suatu barang, dalam memproduksi barang perlu memperhatikan fungsinya, sehingga barang yang diproduksi benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya.
b. Wujud luar suatu barang, terkadang konsumen memilih barang berdasarkan tampilan wujud luar barang tersebut.
c. Biaya barang, biaya produksi dan harga jual suatu barang akan menentukan kualitas barang bersangkutan. Umumnya, barang yang memiliki biaya produksi mahal, maka kualitasnya pun tinggi dibandingkan dengan barang sejenis dengan biaya produksi lebih rendah.
3. Tahap-tahap Mengelola Kualitas Produk
Menurut Griffin, ada beberapa tahap untuk mengelola kualitas produk, yaitu :
1. Perencanaan untuk kualitas,
Perencanaan kualitas meliputi dua hal, yaitu kinerja kualitas dan keandalan kualitas. Kinerja kualitas berkaitan dengan keistimewaan kinerja suatu produk. Adapun keandalan kualitas mengacu pada konsistensi kualitas produkdari unit ke unit.
2. Mengorganisasi untuk kualitas,
Dalam memproduksi barang/jasa yang berkualitas memerlukan usaha dari seluruh bagian dalam sebuah organisasi (perusahaan).
3. Pengarahan untuk kualitas,
Pengarahan kualitas memiliki arti bahwa seluruh manajer harus memotivasi para pegawai bekerja dengan baik untuk mencapai tujuan, yaitu kualitas produk yang baik.
4. Pengendalian untuk kualitas,
Pengendalian kualitas dilakukan dengan mengadakan kegiatan monitor produk. Dengan melakukan monitor barang/jasa, maka suatu perusahaan dapat mendeteksi kesalahan dan membuat koreksinya.
No comments:
Post a Comment
Silahkan Beri komentar dengan sopan...
Komentar tidak boleh mengandung sara...
Terimakasih...